Loading…
Dr. Dolly Priatna, Direktur Eksekutif Belantara Foundation Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan Pemerhati dan Praktisi Konservasi Satwa Liar. Foto/istimewa
Penurunan Luas dan Kualitas Hutan Tropis
Banyak hasil studi menunjukkan bahwa dalam beberapa dekade terakhir, luas dan kualitas hutan tropis di banyak negara di Asia telah berkurang secara signifikan. Konversi kawasan hutan menjadi perkebunan dan pembangunan infrastruktur menjadi pemicu utama dari penurunan ini.
Konflik Manusia-Satwa Liar
Intensitas konflik antara manusia dan satwa liar terus meningkat, menyebabkan kerugian ekonomi bagi masyarakat lokal. Dampaknya meliputi rusaknya tanaman pertanian, hilangnya ternak, gagal panen, rusaknya bangunan rumah, bahkan kematian baik pada manusia maupun satwa liar.
Persepsi Negatif Masyarakat
Interaksi negatif dengan satwa liar dilindungi yang terancam punah, seperti harimau dan gajah sumatra, sering terjadi di kawasan hutan berdekatan dengan desa-desa. Hal ini menumbuhkan persepsi negatif masyarakat terhadap keberadaan satwa liar, menganggapnya sebagai hama atau musuh.
Better Management Practices (BMP)
BMP merupakan pedoman praktis untuk meningkatkan praktik pengelolaan kawasan usaha berbasis lahan dalam rangka melestarikan satwa liar yang dilindungi. Praktik ini bertujuan mencapai produk yang bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Implementasi BMP
BMP untuk konservasi satwa liar telah banyak dipelajari dan diterapkan di sektor perkebunan kelapa sawit, hutan tanaman industri, dan pertambangan. Komponen BMP meliputi identifikasi kawasan HCV, mitigasi konflik manusia-satwa liar, restorasi habitat, dan pengendalian hama terpadu.
Contoh Penerapan BMP
Di perkebunan kelapa sawit di Malaysia, produsen minyak sawit menggunakan berbagai metode BMP untuk memitigasi konflik manusia-gajah. Metode MP2CE juga diterapkan di Indonesia untuk perlindungan dan pengelolaan gajah secara terpadu dan berkelanjutan.