Majelis Ulama Indonesia (MUI) baru-baru ini mengingatkan Miftah Maulana Habiburrahman atau Gus Miftah, yang merupakan Utusan Khusus Presiden, untuk lebih hati-hati dalam bertindak, terutama dalam hal candaan. Hal ini menjadi perhatian setelah Gus Miftah menjadi sorotan publik karena sebuah candaan yang dianggap kurang pantas dalam sebuah acara.
Peran Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden
Gus Miftah diangkat sebagai Utusan Khusus Presiden Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan, sehingga tindakannya memiliki dampak yang cukup besar dalam mempengaruhi masyarakat. MUI memberikan peringatan agar candaannya lebih santun, terutama saat berdakwah, karena sebagai utusan presiden, Gus Miftah harus menunjukkan sikap yang mencerminkan nilai toleransi dan harmoni.
Permintaan Maaf Gus Miftah
Setelah kontroversi yang terjadi, Gus Miftah telah meminta maaf atas candaannya yang dianggap kurang pantas. Sekjen MUI, Amirsyah Tambunan, menyatakan bahwa permintaan maaf tersebut telah diterima, namun juga menekankan pentingnya agar Gus Miftah lebih bijaksana dalam bertutur kata.
Kerukunan Beragama Menurut MUI
MUI juga menegaskan bahwa kerukunan beragama meliputi berbagai aspek, mulai dari internal agama, hubungan antarumat seagama, antarumat beragama, hingga antara umat beragama dengan pemerintah. Oleh karena itu, peran Gus Miftah dalam menyosialisasikan nilai-nilai kerukunan beragama sangat penting untuk menjaga keharmonisan di masyarakat.
Harapan MUI terhadap Gus Miftah
Dengan peringatan yang disampaikan, MUI berharap agar Gus Miftah dapat menjalankan tugasnya sebagai utusan khusus presiden dengan lebih bijak. Hal ini termasuk mengubah cara candaan menjadi lebih santun, humanis, dan elegan. Amirsyah Tambunan juga menekankan pentingnya permintaan maaf yang sungguh-sungguh sebagai pembelajaran bagi Gus Miftah.
Kesimpulan
Gus Miftah sebagai Utusan Khusus Presiden perlu memperhatikan tindakan dan perkataannya, terutama dalam menyampaikan dakwah. MUI menegaskan pentingnya sikap santun, toleransi, dan harmoni dalam berdakwah agar dapat memperkuat kerukunan beragama di Indonesia. Semoga peringatan ini dapat menjadi pelajaran berharga bagi Gus Miftah dan semua pihak yang terlibat dalam upaya menjaga kerukunan dan keharmonisan di tengah masyarakat.