PLN (Perusahaan Listrik Negara) memperkirakan pendapatan perusahaan bisa tergerus hingga Rp10 triliun akibat dari diskon tarif listrik sebesar 50% yang diberlakukan pada bulan Januari dan Februari 2025. Hal ini merupakan dampak dari stimulus ekonomi yang diberikan atas kenaikan tarif pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12% mulai 1 Januari 2025.
Implikasi Diskon Tarif 50%
Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly, mengungkapkan bahwa program diskon tarif listrik 50% pada bulan Januari dan Februari 2025 dapat mengurangi pendapatan PLN sebesar Rp5 triliun setiap bulan. Hal ini menjadi perhatian serius bagi PLN untuk menjaga stabilitas keuangan perusahaan.
Langkah Antisipasi dari PLN
Menyikapi penurunan pendapatan yang signifikan, PLN telah mendapat arahan dari Kementerian BUMN untuk mengantisipasi agar dampak buruk terhadap struktur keuangan perusahaan dapat dihindari. Sinthya juga menegaskan pentingnya kerjasama dengan berbagai pihak terkait untuk menyikapi kebijakan diskon tarif listrik dengan baik.
Manfaat Diskon Tarif bagi Pelanggan
Diskon tarif listrik sebesar 50% akan diberikan kepada pelanggan rumah tangga dengan daya terpasang 450-2.200 volt ampere (VA). Jumlah pelanggan yang akan mendapatkan diskon tersebut mencapai 81,4 juta pelanggan, atau sekitar 97% dari total pelanggan PLN sebanyak 84 juta pelanggan.
Prosedur Diskon bagi Pelanggan
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa diskon tarif listrik sebesar 50% akan berlaku secara otomatis bagi pelanggan pascabayar saat membayar tagihan listrik bulan Januari dan Februari 2025. Sementara bagi pelanggan prabayar, diskon 50% akan diberikan saat membeli token listrik pada bulan yang sama.
Kesimpulan
Dengan adanya diskon tarif listrik 50%, PLN harus memperhitungkan dengan cermat dampaknya terhadap pendapatan perusahaan. Langkah-langkah antisipasi dan koordinasi dengan berbagai pihak terkait menjadi kunci utama dalam menghadapi situasi ini. Semoga dengan kebijakan diskon tarif ini, dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi pelanggan dan tetap menjaga keberlangsungan bisnis PLN.