Loading…
Film Dirty Angels yang dibintangi oleh Eva Green mengisahkan tentang misi penyelematan sandera di Pakistan. Foto/ facebook
Plot dan Sinopsis Film Dirty Angels
Tim Jake disandera oleh pemimpin ISIS bernama Amir. Pasukan Militer AS kemudian mencoba melakukan operasi penyelamatan. Kematian tragis anggota tim Jake meninggalkan dampak yang sangat dalam. Meskipun operasi penyelamatan itu berhasil menyelamatkan nyawa Jake, ia merasa bahwa tugasnya belum selesai dan merasa dikhianati oleh keputusan petugas untuk meninggalkan anggota tim lainnya. Hal ini membuatnya merasa bahwa pilot helikopter tersebut seorang pengecut.
Tindakan Jake bermula dari rasa tanggung jawab moral. Ia yakin bahwa nyawa rekan satu timnya seharusnya diprioritaskan dengan sama pentingnya, dan kehilangan itu sangat membebani hati nuraninya. Ia kemudian mengajukan pengaduan untuk mencari keadilan bagi mereka, bahkan bertahun-tahun setelahnya. Usahanya untuk meminta pertanggungjawaban petugas tersebut berisiko mengungkap masa lalunya sendiri, termasuk pembunuhan kontroversial terhadap komandannya. Tekadnya untuk terus maju menunjukkan adanya konflik internal di mana kesetiaan dan penebusan dosa pribadi bertabrakan, membentuk pendiriannya yang teguh.
Misi Jake di Pakistan
Misi Jake di Pakistan berfokus pada penyelamatan siswa yang diculik dari sebuah sekolah internasional yang menjadi target ISIS. Salah satu dari sandera tersebut adalah Badia Durani, putri dari Menteri Pendidikan, yang marah pada Amir karena memperjuangkan hak-hak perempuan. Penculikan tersebut, yang disertai dengan pembunuhan brutal terhadap teman-teman Badia, merupakan strategi yang direncanakan oleh Amir untuk menyampaikan pesan yang menentang nilai-nilai progresif.
Situasi semakin rumit karena banyak gadis yang diculik merupakan anak-anak dari tokoh politik yang berpengaruh, termasuk warga Amerika. Menyadari risikonya, Travis, atasan Jake, menugaskannya untuk operasi penyelamatan. Dengan menggunakan nama samaran Jessica Rabit, Jake memimpin tim yang terdiri dari anggota yang terampil seperti Bomb, Shooter, Rocky, Geek, dan Jane, dengan Travis dan Dokter Mike ikut bergabung dalam misi tersebut dengan menyamar sebagai pekerja bantuan medis.
Travis merencanakan penyelamatan dengan cermat, memanfaatkan kedok tim bantuan medis untuk menyusup ke dalam area tersebut. Kepemimpinan Jake yang tegas memastikan fokusnya tetap pada misi daripada hubungan pribadi dengan anggota timnya. Operasi tersebut bukan hanya tentang menyelamatkan gadis-gadis tersebut, tetapi juga tentang melawan agenda Amir dan ancaman ideologis yang dibawanya. Misi Jake mencerminkan taruhan yang sangat tinggi untuk menyeimbangkan efisiensi taktis dengan implikasi politik dan moral yang lebih luas dari penyelamatan tersebut.
Apa yang Terjadi pada Travis?
Tim tersebut, saat dalam perjalanan untuk menyelamatkan Badia dan gadis-gadis lain yang diculik, menghadapi kendala logistik saat tempat penyimpanan senjata yang direncanakan tidak dapat diakses. Jake berhasil mendapatkan informasi penting mengenai lokasi gadis-gadis tersebut melalui kontak Taliban, namun tim harus menyerbu gudang militer setempat untuk mencari senjata. Meskipun penyerbuan berhasil, ISIS mendapat informasi tentang keberadaan mereka dan menyebabkan kematian Mike.
Jake menolak untuk meninggalkan jasad Mike, karena khawatir penemuan itu akan mengungkap keterlibatan Amerika. Saat sedang mengambil jasad tersebut, Travis tertembak hingga tewas. Pengorbanan ini membuatnya menjadi korban prioritas Jake atas kerahasiaan daripada tujuan misi secara langsung. Rencana tim menjadi kacau ketika Amir, yang mengetahui tentang penyergapan itu, memindahkan gadis-gadis tersebut ke lokasi lain.
Tindakan Jake memicu kemarahan dari tim, yang menyalahkannya atas kematian Travis. Alasannya, yang menekankan pentingnya menjaga kerahasiaan misi, memecah belah pendapat. Dengan memprioritaskan usaha untuk menutupi daripada kemajuan langsung, Jake tanpa disadari menggagalkan upaya penyelamatan mereka dan mengorbankan Mike dan Travis. Kematian Travis menekankan biaya yang tidak bisa ditebus dari keputusan yang diambil dalam operasi berisiko tinggi tersebut, menambah ketegangan yang semakin memuncak di sekitar kepemimpinan Jake.
Rencana Amir
Rencana Amir merupakan kombinasi balas dendam, kekuasaan, dan teror yang terencana dengan baik, yang dirancang untuk menyerang korban dan keluarganya. Sementara ia berpura-pura bernegosiasi untuk tebusan bagi putri-putri menteri, ia sebenarnya tidak berniat untuk membebaskan mereka. Tindakannya mengungkap motif yang lebih jahat: menggunakan gadis-gadis tersebut sebagai alat untuk melanjutkan dendam ideologis dan pribadinya.
Amir memanipulasi Halle, seorang mahasiswa Amerika, agar percaya bahwa ia akan dibebaskan jika ia mengirim sebuah amplop ke kantor polisi Taliban. Namun, amplop tersebut berisi sebuah bom, yang kemudian diledakkan setelah tugasnya selesai. Tindakan penipuan dan kekerasan ini tidak hanya menghilangkan musuh-musuhnya, tetapi juga mengirimkan pesan yang menakutkan tentang kemampuannya.
Bagi Badia, Amir merencanakan pernikahan paksa sebagai tindakan balas dendam simbolis dan pribadi. Dengan menikahinya dan memberikan teman-teman sekelasnya kepada tentaranya, ia bertujuan untuk menghukum keluarga progresif mereka dan merampas hak-hak mereka. Ia merasa bahwa ia menginginkan anak-anak yang kuat tetapi sebenarnya ia berusaha untuk merendahkan dan mendominasi musuh-musuhnya. Amir dengan kejam memberikan pilihan palsu kepada Badia: menikahinya atau menghadapi kematian, dengan teman-temannya yang menjadi budak. Taktik ini menegaskan niatnya untuk menghancurkan semangat Badia dan menegaskan kekuasaannya.