banner 728x250

“Perhatian Ahli Serangga terhadap Gizi 280 Juta Penduduk Indonesia”

"Perhatian Ahli Serangga terhadap Gizi 280 Juta Penduduk Indonesia"
banner 120x600
banner 468x60

Profil Dadan Hindayana

banner 325x300

Dokter Tifa atau Tifauzia Tyassuma, seorang pegiat media sosial, baru-baru ini mencari tahu lebih banyak tentang Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana. Hal ini karena Dadan membuka wacana serangga seperti belalang dan ulat sagu masuk dalam daftar menu makan bergizi gratis (MBG).

Dadan Hindayana, seorang ahli serangga dari IPB, telah menempati posisi sebagai Kepala BGN setelah dilantik oleh Presiden Joko Widodo pada 19 Agustus 2024. Dalam wawancara di Channel Youtube DRTF, Dokter Tifa mengungkapkan keheranannya bahwa masalah gizi rakyat Indonesia diurusi oleh seorang ahli serangga.

Pendapat Dokter Tifa

Dokter Tifa merasa heran dengan pengangkatan Dadan sebagai Kepala BGN, mengingat ada banyak ahli gizi yang kompeten dan layak untuk posisi tersebut. Dia juga mengkritik wacana Dadan mengenai penggunaan serangga sebagai sumber protein hewani dalam MBG.

Kritik Terhadap Penggunaan Serangga dalam MBG

Dokter Tifa menyoroti rencana Dadan untuk menggunakan serangga sebagai pengganti ayam, daging, ikan, dan lauk dalam MBG. Dia mempertanyakan apakah negara Indonesia sedemikian miskin sehingga anak-anak sekolah harus diberi makan serangga sebagai sumber protein.

Tanggapan Publik

Keputusan Dadan Hindayana untuk memasukkan serangga ke dalam MBG menuai beragam tanggapan dari masyarakat. Ada yang setuju dengan langkah tersebut sebagai solusi untuk masalah gizi di Indonesia, namun juga banyak yang menentangnya, merasa bahwa penggunaan serangga sebagai makanan tidaklah pantas.

Potensi Serangga sebagai Sumber Protein

Meskipun kontroversial, penggunaan serangga sebagai sumber protein telah menjadi topik hangat dalam diskusi tentang ketahanan pangan dan gizi. Beberapa negara bahkan telah mengadopsi konsep tersebut dan menggunakannya sebagai alternatif protein yang murah dan berkelanjutan.

Manfaat Serangga sebagai Makanan

Serangga mengandung protein tinggi, lemak sehat, dan beragam nutrisi penting lainnya. Selain itu, serangga juga memiliki jejak karbon yang lebih rendah dibandingkan dengan hewan ternak tradisional, sehingga lebih ramah lingkungan.

Kendala Penggunaan Serangga sebagai Makanan

Meskipun memiliki potensi besar sebagai sumber protein, penggunaan serangga sebagai makanan masih dihadapkan pada berbagai kendala, termasuk stigma masyarakat terhadap konsumsi serangga, masalah keamanan pangan, dan regulasi yang belum matang.

Tantangan Implementasi Program MBG dengan Serangga

Jika program MBG dengan serangga direalisasikan, akan ada berbagai tantangan yang harus dihadapi, mulai dari aspek teknis seperti produksi serangga dalam skala besar hingga aspek sosial seperti penerimaan masyarakat terhadap konsep tersebut.

Kesimpulan

Diskusi seputar penggunaan serangga sebagai sumber protein dalam program makan bergizi gratis (MBG) membuka ruang untuk refleksi mendalam tentang ketahanan pangan, gizi, dan keberlanjutan. Sementara beberapa mendukung langkah tersebut sebagai solusi inovatif, banyak juga yang menilainya sebagai langkah yang kontroversial dan perlu dipertimbangkan dengan matang.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *