Belakangan ini, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana mendapat kritik keras dari anggota Komisi IX DPR, Zainul Munasichin. Kritik tersebut terkait dengan pembukaan peluang untuk memasukkan serangga seperti belalang dan ulat sagu dalam daftar menu makan bergizi gratis. Hal ini menuai polemik di kalangan masyarakat.
Kontroversi Menu Makan Bergizi Gratis
Dalam sebuah wawancara, Zainul Munasichin menyatakan kekecewaannya terhadap pernyataan Dadan Hindayana. Menurutnya, BGN seharusnya fokus pada upaya memenuhi target pembuatan 5.000 dapur di seluruh daerah, bukan memasukkan serangga ke dalam daftar menu makan bergizi gratis.
Fokus Bukan pada Serangga, Tapi Pembangunan Dapur
Menurut Zainul, mekanisme realisasi target pembuatan 5.000 dapur tersebut masih belum jelas. Ia meminta agar BGN lebih fokus pada upaya merealisasikan target tersebut daripada membuat pernyataan yang kontroversial.
Masalah Pasokan Pangan dari UMKM
Salah satu poin kritik Zainul terhadap BGN adalah terkait dengan pasokan pangan. Ia menekankan pentingnya agar pasokan pangan untuk program makan bergizi gratis diambil dari pelaku UMKM lokal, bukan dari suplier besar. Hal ini dianggapnya lebih penting daripada memasukkan serangga ke dalam daftar menu.
Tanggapan BGN atas Kritik
Hingga saat ini, belum ada tanggapan resmi dari BGN terkait kritik yang dilontarkan oleh Zainul Munasichin. Namun, diharapkan agar BGN dapat mempertimbangkan kembali kebijakannya terkait dengan menu makan bergizi gratis, serta lebih fokus pada pembangunan dapur dan pasokan pangan dari UMKM.
Kesimpulan
Dari kontroversi ini, kita dapat melihat pentingnya komunikasi yang baik antara pemerintah dan anggota DPR dalam merumuskan kebijakan terkait dengan program-program kesehatan masyarakat. Semoga polemik ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak untuk lebih memperhatikan kebutuhan masyarakat dalam hal pangan yang bergizi dan sehat.
