Over Dimension Overload (ODOL) atau kendaraan bermuatan berat merupakan masalah yang belum juga menemukan solusinya di Indonesia. Pemerintah terus berupaya mencari solusi untuk mengatasi masalah ini, namun beberapa persoalan mendasar masih menjadi hambatan. Apabila persoalan tersebut tidak segera diatasi, maka masalah ODOL diperkirakan akan terus terjadi.
Status dan Fungsi Jalan yang Belum Jelas
Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Agus Taufik Mulyono, mengungkapkan bahwa salah satu masalah utama yang harus diselesaikan pemerintah adalah status dan fungsi jalan yang masih karut-marut serta tidak jelas. Saat truk-truk mengangkut barang dari pabrik ke tempat tujuannya, mereka akan melewati berbagai jenis jalan dengan status yang berbeda-beda, mulai dari jalan desa hingga arteri nasional. Hal ini menjadi masalah klasik yang belum terselesaikan hingga saat ini.
Kesulitan dalam Pengalihan Barang
Saat truk-truk melintasi jalan-jalan yang berbeda, mereka tidak mungkin menurunkan barang-barang bawaan mereka saat berpindah jalan. Hal ini menjadi masalah karena tidak ada terminal handling yang diwajibkan dalam undang-undang sebagai tempat mengumpulkan barang-barang yang kelebihan muat. Akibatnya, jalan-jalan di kabupaten banyak yang rusak karena harus dilalui truk-truk besar.
Ketidaksesuaian Antara UU Jalan dan UU Lalu Lintas
Agus menjelaskan bahwa ketidaksesuaian antara UU Jalan dan UU Lalu Lintas menjadi salah satu hambatan dalam penyelesaian masalah ODOL. Kelas jalan, fungsi jalan, dan status jalan tidak pernah sinkron, sehingga masalah ODOL sulit untuk diselesaikan tanpa adanya keselarasan antara kedua undang-undang tersebut.
Kurangnya Sumber Daya Manusia dan Peralatan di Jembatan Timbang
Bambang Haryo Soekartono, anggota Dewan Pakar Gerindra dan praktisi transportasi dan logistik, menyoroti kurangnya jumlah sumber daya manusia (SDM) di jembatan timbang serta kondisi peralatannya yang banyak yang rusak. Dari total 141 jembatan timbang di seluruh Indonesia, hanya 25 jembatan timbang yang beroperasi, dan itu pun tidak beroperasi 24 jam.
Upaya Peningkatan Jembatan Timbang
Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya untuk meningkatkan jumlah sumber daya manusia di jembatan timbang serta memperbaiki peralatan yang rusak. Selain itu, penting untuk memperluas jangkauan operasional jembatan timbang agar dapat beroperasi 24 jam penuh.
Kesimpulan
Masalah ODOL di Indonesia memang menjadi tantangan yang kompleks, namun dengan kerjasama antara pemerintah, ahli transportasi, dan pihak terkait lainnya, diharapkan solusi yang tepat dapat ditemukan. Penting untuk terus melakukan evaluasi dan perbaikan dalam penanganan masalah ini guna menciptakan sistem transportasi yang lebih efisien dan aman.