Dalam sebuah wawancara yang dilakukan oleh YouTube Kemal Pahlevi, Selasa (26/11/2024), Dul Jaelani, anak dari Ahmad Dhani, mengungkapkan bahwa sang ayah tidak pernah memarahi anak-anaknya dalam urusan ibadah. Hal ini menjadi suatu hal yang menarik karena agama merupakan aspek penting dalam kehidupan seseorang. Meskipun begitu, Ahmad Dhani lebih memilih untuk tidak memarahi jika anaknya lalai dalam kewajiban agama mereka.
Prinsip Pendidikan Agama Menurut Ahmad Dhani
Dul menjelaskan bahwa ayahnya memiliki prinsip bahwa urusan ibadah menjadi tanggung jawab anaknya dengan Tuhan, bukan menjadi urusan Ahmad Dhani. Hal ini menunjukkan bahwa Ahmad Dhani memberikan kepercayaan penuh kepada anak-anaknya untuk menjalankan ibadah dengan kesadaran dan tanggung jawab pribadi.
Perbedaan Perlakuan Antara Urusan Agama dan Urusan Lainnya
Dalam kasus yang diungkapkan oleh Dul, Ahmad Dhani lebih cenderung untuk menegur anak-anaknya jika terjadi kelalaian dalam urusan sehari-hari seperti mematikan lampu atau AC sebelum pergi. Namun, jika berkaitan dengan ibadah, Ahmad Dhani tidak akan marah karena ia meyakini bahwa itu adalah urusan pribadi anak dengan Tuhan.
Pendidikan Agama dan Nilai-Nilai Luhur
Selain dari Ahmad Dhani, Maia Estianty juga turut berperan dalam memberikan pendidikan agama kepada anak-anaknya. Maia lebih sering mengajarkan tentang sopan santun dan tata krama, terutama dalam hubungan dengan orang yang lebih tua. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan agama tidak hanya berfokus pada aspek ritual, tetapi juga nilai-nilai luhur dan etika dalam kehidupan sehari-hari.
Keberkahan dalam Mendapat Pendidikan Agama
Dul mengungkapkan rasa syukurnya atas ajaran yang diterima dari orang tua. Menurutnya, hal-hal seperti sopan santun, tata krama, dan kewajiban agama merupakan hal-hal dasar yang sering terlupakan di era modern saat ini. Dengan mendapat pendidikan agama yang baik, Dul merasa lebih siap menghadapi kehidupan dan mempertahankan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupannya.
Kesimpulan
Dari kisah Ahmad Dhani dan pendidikan agama yang diberikan kepada anak-anaknya, kita dapat belajar bahwa pendidikan agama bukan hanya tentang melakukan ritual ibadah, tetapi juga tentang membangun kesadaran dan tanggung jawab pribadi terhadap nilai-nilai keagamaan. Dengan memberikan kepercayaan kepada anak-anak untuk menjalankan ibadah tanpa perlu dipaksa atau dimarahi, kita dapat membentuk generasi yang lebih bertanggung jawab dan penuh dengan nilai-nilai luhur.
(tdy)
