Pada perdagangan hari ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) ditutup melemah 58 poin atau 0,37% ke level Rp15.905. Hal ini merupakan dampak dari berbagai faktor eksternal dan internal yang memengaruhi stabilitas mata uang Indonesia.
Faktor Eksternal: Ancaman Tarif 100% dari Trump
Salah satu faktor yang mempengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah adalah ancaman dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang mengancam akan memberlakukan “tarif 100%” pada blok BRICS. Ancaman ini membuat pasar uang global tidak stabil dan memicu kenaikan nilai dolar AS. Para pedagang khawatir dengan kebijakan proteksionis yang lebih ketat dari AS di bawah pemerintahan Trump.
Faktor Internal: PMI Manufaktur Indonesia
Di sisi internal, kondisi Purchasing Manager’s Index (PMI) Manufaktur Indonesia masih berada di angka 49,2 pada bulan Oktober 2024. Hal ini menunjukkan bahwa sektor manufaktur di Indonesia masih mengalami kontraksi selama empat bulan berturut-turut. Kondisi ini dipengaruhi oleh melemahnya daya beli masyarakat.
Perkembangan Ekonomi Global
Di Asia, aktivitas manufaktur meningkat lebih dari yang diharapkan pada bulan November, terutama setelah Beijing meluncurkan langkah-langkah stimulus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Namun, perang dagang dengan AS masih menjadi ancaman bagi ekonomi global dan menimbulkan ketidakpastian di pasar uang.
Prospek Suku Bunga dan Pengangguran
Prospek suku bunga juga menjadi sorotan, terutama dengan laporan penggajian November yang akan dirilis. Tingkat pengangguran diperkirakan akan naik menjadi 4,2% dari 4,1%. Hal ini mencerminkan kondisi ketidakpastian ekonomi global yang dapat memengaruhi kebijakan suku bunga di berbagai negara.
Tantangan dan Peluang bagi Indonesia
Meskipun Indonesia mengalami tantangan dalam sektor manufaktur, terdapat juga peluang untuk memperbaiki kondisi ekonomi. Dengan adanya langkah-langkah stimulus dari pemerintah dan Bank Indonesia, diharapkan ekonomi Indonesia dapat pulih dan menghadapi ketidakpastian global dengan lebih baik.
Kesimpulan
Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang melemah menunjukkan kompleksitas dalam perekonomian global saat ini. Dengan memperhatikan berbagai faktor eksternal dan internal yang memengaruhi stabilitas mata uang, penting bagi pemerintah dan pelaku pasar untuk bekerja sama dalam menghadapi tantangan ekonomi yang ada.