Apakah ancaman Presiden terpilih AS Donald Trump terhadap negara-negara BRICS hanya gertak sambal belaka? Ataukah benar-benar merupakan ancaman serius yang dapat mengganggu hubungan perdagangan internasional? Mari kita telaah lebih lanjut.
Ancaman Tarif 100% terhadap BRICS
Ancaman Presiden Donald Trump untuk mengenakan tarif 100% pada barang-barang dari negara-negara BRICS jika mereka memilih untuk meninggalkan dolar telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan ekonomi global. Namun, apakah ancaman tersebut benar-benar dapat diwujudkan?
Pendapat Pakar
Menurut Duvvuri Subbarao, mantan Gubernur Bank Sentral India, ancaman Trump terhadap BRICS hanya omong kosong belaka. Subbarao menegaskan bahwa Trump lebih suka menggonggong daripada menggigit, dan belum jelas sejauh mana ia akan bertindak atas ancamannya.
Mata Uang Bersama BRICS
Sebagai alternatif terhadap dominasi dolar, negara-negara BRICS telah mempertimbangkan untuk menciptakan mata uang bersama. Namun, dalam praktiknya, hal tersebut masih terlalu dini dan belum siap politik maupun ekonominya.
Reaksi Negara BRICS
Negara-negara BRICS telah merespons ancaman Trump dengan berbagai pendekatan. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan bahwa masih terlalu dini untuk membahas mata uang tunggal BRICS, sementara negara-negara lain dalam kelompok tersebut juga memiliki pandangan yang beragam.
Dampak Potensial
Jika negara-negara BRICS benar-benar meninggalkan dolar dalam perdagangan internasional, sektor ekonomi utama AS seperti perbankan dan keuangan, perdagangan internasional, dan barang-barang konsumen dapat terkena dampak serius.
Kesimpulan
Ancaman tarif Trump terhadap negara-negara BRICS memang menimbulkan ketegangan dalam hubungan perdagangan internasional. Namun, apakah ancaman tersebut hanya gertak sambal belaka atau benar-benar dapat dijalankan, masih menjadi tanda tanya besar. Kita perlu terus memantau perkembangan situasi ini demi kestabilan ekonomi global.