Indonesia saat ini sedang menghadapi bonus demografi yang dianggap sebagai potensi besar namun juga tantangan serius bagi pemangku kepentingan sektor pekerja migran. Hal ini disampaikan oleh Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (Apjati) periode 2024-2029, Said Saleh Alwaini.
Potensi Bonus Demografi
Menurut Said Alwaini, Indonesia akan mendapatkan tambahan 9 juta usia produktif dalam lima tahun ke depan. Hal ini merupakan potensi luar biasa yang dapat dimanfaatkan dengan baik untuk meningkatkan jumlah pekerja migran Indonesia di pasar tenaga kerja global.
Tantangan yang Dihadapi
Meskipun potensi bonus demografi sangat besar, tantangan juga tidak kalah serius. Saat ini, Indonesia baru memiliki sekitar 4,5 juta pekerja migran Indonesia (PMI), jauh di bawah jumlah pekerja migran Filipina yang mencapai 10 juta meskipun populasi Filipina lebih sedikit dari Indonesia.
Peran Pemerintah dan Swasta
Untuk mengoptimalkan potensi bonus demografi ini, peran pemerintah dan swasta sangat penting. Kabinet Merah Putih di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto telah memprioritaskan penguatan pelindungan pekerja migran serta peningkatan devisa negara. Hal ini sejalan dengan komitmen Apjati untuk mendukung upaya tersebut melalui peran aktif seluruh anggota dan pengurusnya.
Ekspansi ke Pasar Global
Apjati juga berencana untuk memperluas pasar ke Amerika Utara, Eropa, dan Australia. Kolaborasi erat dengan pemerintah dan perwakilan RI di luar negeri diharapkan dapat membuka peluang baru bagi pekerja migran Indonesia. Tujuan utamanya bukan hanya bersaing, namun bersaing secara sehat dan bermartabat sehingga tenaga kerja Indonesia dihormati di panggung global.
Penempatan Ilegal
Di dalam negeri, Apjati juga akan aktif dalam menghadapi penempatan ilegal yang dapat mencoreng citra Perusahaan Penempatan Pekerja Migran Indonesia (P3MI). Mendorong reformasi regulasi agar jasa P3MI menjadi pilihan utama merupakan langkah yang akan diambil untuk memastikan masa depan yang cerah bagi pekerja migran.
Kesimpulan
Dengan bonus demografi yang dihadapi Indonesia, peluang untuk meningkatkan jumlah pekerja migran sangat besar. Namun, tantangan juga tidak bisa diabaikan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan semua pemangku kepentingan, Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini sebagai ‘golden period’ bagi pekerja migran. Dengan langkah-langkah strategis yang diambil oleh Apjati dan dukungan dari berbagai pihak, diharapkan Indonesia dapat menjadi pemain utama di pasar tenaga kerja global.