Sebuah kasus kontroversial mengguncang Djakarta Warehouse Project (DWP) 2024 setelah puluhan penonton asal Malaysia mengaku menjadi korban pemerasan oleh oknum polisi. Kejadian ini telah menarik perhatian banyak pihak dan memicu tuntutan agar kasus ini diusut secara transparan dan adil.
Kejadian di DWP 2024
Pada tanggal 13-15 Desember 2024, di Jakarta International Expo, Kemayoran, Jakarta Pusat, sejumlah penonton DWP asal Malaysia menjadi korban dugaan pemerasan oleh oknum polisi. Mereka diancam akan ditahan jika tidak memberikan sejumlah uang meskipun hasil tes urine menunjukkan negatif penggunaan obat terlarang.
Jumlah Korban
Dari hasil penyelidikan Propam Polri, setidaknya ada 45 WN Malaysia yang menjadi korban pemerasan tersebut. Hal ini menunjukkan skala masalah yang cukup besar dan menimbulkan kekhawatiran di masyarakat.
Kerugian Materiil
Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa total uang hasil pemerasan yang diamankan mencapai Rp2,5 miliar. Hal ini menunjukkan bahwa kasus ini tidak hanya melibatkan oknum polisi yang tidak bertanggung jawab, tetapi juga melibatkan jumlah uang yang cukup signifikan.
Penyelidikan Lebih Lanjut
Meskipun motif dari pemerasan tersebut masih belum jelas, Propam Polri terus melakukan penyelidikan untuk mengungkap alasan di balik tindakan tersebut. Proses ini membutuhkan waktu karena melibatkan berbagai satuan kerja di kepolisian.
Langkah Tindakan
Sebagai tindak lanjut dari kasus ini, Kapolda Metro Jaya telah memutuskan untuk melakukan mutasi terhadap 34 anggota kepolisian di jajaran Polda Metro Jaya. Langkah ini diharapkan dapat memberikan sinyal bahwa kepolisian serius dalam menangani kasus ini dan memberikan keadilan kepada korban.
Kesimpulan
Kasus pemerasan oknum polisi terhadap penonton DWP 2024 merupakan pelanggaran serius yang harus ditangani dengan tegas. Masyarakat berharap agar proses hukum berjalan dengan transparan dan adil, serta memberikan kepercayaan kembali kepada institusi kepolisian. Kasus ini juga menjadi pelajaran bagi seluruh aparat kepolisian untuk tidak menyalahgunakan wewenang demi kepentingan pribadi. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang di masa mendatang.