Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita telah mengumumkan keputusan pemerintah untuk memperpanjang kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) khusus untuk industri di tahun 2025. Meskipun harga gas diperkirakan akan naik dari USD6 per MMBTU, kebijakan ini dianggap memberikan dampak positif bagi sektor industri dengan nilai tambah yang signifikan.
Perpanjangan Kebijakan HGBT
Harga gas yang digunakan untuk energi akan mencapai USD7 MMBTU, sementara untuk bahan bakunya akan tetap berada di posisi USD6,5 MMBTU. Meskipun ada kenaikan harga, Menteri Agus meyakinkan bahwa kebijakan ini tidak akan memberatkan pelaku industri. Sebaliknya, kebijakan HGBT menjadi angin segar bagi sektor industri di Tanah Air.
Manfaat Kebijakan HGBT
Menurut Menteri Agus, perpanjangan kebijakan HGBT memberikan kepastian usaha dan daya saing industri yang menjadi daya tarik bagi investor. “Kebijakan HGBT yang diberikan kepada industri juga memberi nilai tambah sebesar enam kali lipat,” ujar Agus.
Dampak Positif Kebijakan HGBT
Penerapan kebijakan HGBT dinilai krusial dalam mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Data Kementerian Perindustrian mencatat bahwa kebijakan HGBT telah memberikan dampak positif terhadap sektor industri dengan nilai mencapai Rp247,26 triliun selama periode 2020-2023. Dampak positif tersebut meliputi peningkatan ekspor sebesar Rp127,84 triliun, naiknya penerimaan pajak sebesar Rp23,3 triliun, dan penurunan subsidi pupuk sebesar Rp4,94 triliun.
Kontribusi Sektor Industri
Kinerja sektor industri pengolahan nonmigas menjadi kontributor utama dalam PDB Indonesia, dengan kontribusi sebesar 17,18 persen dan pertumbuhan 4,84 persen di kuartal III/2024. Selain itu, nilai ekspor sektor industri pada tahun 2024 mencapai USD196,55 miliar atau 74,25 persen dari total ekspor nasional. Investasi yang diserap di sektor industri non migas tercatat Rp515,7 triliun, setara 40,9 persen dari total investasi nasional. Sedangkan jumlah tenaga kerja yang diserap mencapai 20,01 juta orang pada tahun lalu.
Peran Strategis Sektor Industri
Menteri Agus menegaskan bahwa sektor industri pengolahan non migas memiliki kontribusi yang sangat signifikan terhadap perekonomian Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya maksimal untuk memperkuat dan memastikan pertumbuhan sektor ini. Salah satu langkah penting adalah melalui keberlanjutan penerapan kebijakan HGBT.
Dengan adanya kebijakan HGBT yang memberikan kepastian harga gas bumi tertentu untuk industri, diharapkan sektor industri dapat terus tumbuh dan menjadi salah satu pilar utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Dampak positif dari kebijakan ini juga diharapkan dapat terus dirasakan dalam jangka panjang untuk mendukung kemajuan industri Tanah Air.
Kesimpulan
Kebijakan HGBT yang diperpanjang oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita dinilai memberikan dampak positif yang signifikan bagi sektor industri di Indonesia. Dengan nilai tambah yang mencapai Rp247 triliun selama periode 2020-2023, kebijakan ini diharapkan dapat terus mendukung pertumbuhan ekonomi dan daya saing industri Tanah Air.
Sebagai salah satu sektor yang menjadi kontributor utama dalam PDB Indonesia, sektor industri pengolahan non migas perlu terus diperkuat dan didukung untuk memastikan pertumbuhannya. Melalui keberlanjutan penerapan kebijakan HGBT, diharapkan sektor industri dapat terus berkembang dan memberikan manfaat yang besar bagi perekonomian Indonesia.
Dengan demikian, kebijakan HGBT yang diperpanjang menjadi langkah strategis dalam mendukung pertumbuhan dan daya saing industri di Tanah Air. Harapan kita adalah agar kebijakan ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi industri Indonesia.
(nng)