Menag Nasaruddin Umar Meminta Arab Saudi Fleksibel terkait Batasan Usia Haji
Menteri Agama Nasaruddin Umar menyampaikan harapannya kepada Pemerintah Arab Saudi agar tidak membatasi usia maksimal 90 tahun bagi jemaah haji. Dalam sebuah wawancara, Menag Umar mengungkapkan bahwa pembatasan usia dapat menjadi hambatan bagi calon jemaah yang masih sehat dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan ibadah haji.
Perdebatan Mengenai Batasan Usia Jemaah Haji
Sebelumnya, otoritas Arab Saudi merencanakan untuk membatasi usia jemaah haji di atas 90 tahun pada musim haji tahun 2025. Selain itu, juga direncanakan untuk membatasi jumlah jemaah yang berusia 70 tahun ke atas untuk melaksanakan haji. Menag Umar menegaskan bahwa penting untuk menilai kemampuan jemaah berdasarkan faktor istitha’ah (kemampuan) daripada hanya berdasarkan usia.
Lobi Indonesia terkait Batasan Usia Haji
Menag Nasaruddin Umar juga menyebutkan bahwa Indonesia telah melakukan upaya lobbying terkait masalah batasan usia haji. Dengan masa tunggu jemaah haji Indonesia yang mencapai 48 tahun, Menag Umar berharap agar Arab Saudi dapat mempertimbangkan fleksibilitas dalam penerapan aturan tersebut. Hal ini diharapkan dapat memperpendek masa tunggu jemaah haji dan memberikan kesempatan bagi mereka yang masih mampu untuk melaksanakan ibadah haji.
Tren Kepesertaan Jemaah Haji Lansia
Data dari Pusat Kesehatan Haji menunjukkan adanya tren peningkatan jumlah jemaah haji lansia dengan usia 65 tahun ke atas dalam 7 tahun terakhir. Berbagai persentase jumlah jemaah haji lansia dari total jemaah haji Indonesia juga disampaikan, dimulai dari tahun 2017 hingga 2024.
Kesimpulan
Menag Nasaruddin Umar menyoroti pentingnya fleksibilitas dalam mengatur batasan usia jemaah haji agar tidak menjadi hambatan bagi mereka yang masih memiliki kemampuan untuk melaksanakan ibadah haji. Dengan adanya perdebatan mengenai batasan usia jemaah haji, Indonesia terus melakukan lobi untuk memastikan bahwa kepentingan jemaah haji Indonesia tetap terjaga. Data tren kepemudaan jemaah haji lansia juga menjadi perhatian dalam upaya penyelenggaraan haji yang lebih inklusif.
