loading…
Hipotiroidisme dan hipertiroidisme dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi wanita. Foto/ HIndustan Times
Penyebab dan Gejala Hipotiroidisme pada Wanita
Hipotiroidisme adalah kondisi di mana kelenjar tiroid tidak memproduksi cukup hormon tiroid. Hal ini dapat mempengaruhi kesehatan reproduksi wanita dengan menyebabkan gejala seperti penambahan berat badan, kelelahan, kulit kering, rambut rontok, dan menstruasi tidak teratur. Hipotiroidisme juga dapat menyebabkan gangguan ovulasi dan infertilitas.
Pentingnya Pemeriksaan Tiroid bagi Pasien Perawatan Kesuburan
Dr. Archana Juneja, konsultan ahli endokrinologi, menekankan pentingnya pemeriksaan tiroid bagi pasien perawatan kesuburan. Hipotiroidisme yang tidak terkendali pada ibu dapat meningkatkan risiko keguguran, aborsi yang terancam, dan pendarahan awal kehamilan. Suplementasi tiroksin ibu dapat mencegah berbagai masalah pada ibu dan janin.
Peran Hipertiroidisme dalam Kesuburan dan Kehamilan
Hipertiroidisme, yang merupakan kondisi kelenjar tiroid yang terlalu aktif, juga dapat menciptakan masalah kesuburan pada wanita. Wanita dengan hipertiroidisme disarankan untuk menyesuaikan dosis obat mereka dengan aman sebelum konsepsi dan selama kehamilan. Kadar tiroid yang terkendali penting untuk menghasilkan kehamilan yang sehat dan bayi yang sehat.
Deteksi Dini Hipotiroidisme Bawaan pada Bayi
Dokter menyarankan tes darah skrining tiroid untuk semua bayi yang baru lahir untuk deteksi dini hipotiroidisme bawaan. Kondisi ini merupakan penyebab keterbelakangan mental yang dapat dicegah dengan pengobatan yang tepat.
Kesimpulan
Gangguan tiroid dapat berdampak besar pada kesehatan reproduksi wanita. Penting bagi wanita yang mengalami gangguan tiroid untuk menjaga kadar hormon tiroid mereka tetap terkendali sebelum, selama, dan setelah kehamilan. Pemeriksaan rutin dan konsultasi dengan ahli endokrinologi sangat dianjurkan bagi wanita yang ingin hamil atau sedang dalam perawatan kesuburan.
(tdy)