Pembukaan Sidang Tanwir Muhammadiyah
Pada pembukaan Sidang Tanwir Muhammadiyah dan Resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah di Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), terjadi momen yang menarik antara Presiden Prabowo Subianto dan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin. Meskipun Din tidak duduk di deretan kursi bagian depan, Prabowo tetap menyapa dengan hangat.
Keberhasilan Muhammadiyah
Presiden Prabowo Subianto dalam pidatonya mengakui keberhasilan organisasi Muhammadiyah dalam mendidik para kadernya sehingga tersebar di berbagai bidang. Banyak kader Muhammadiyah yang menjadi tokoh, bahkan dalam pemerintahan. Di antara mereka adalah Din Syamsuddin, mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah yang kini diakui sebagai tokoh bangsa. Prabowo menyebut Din sebagai kawan lama yang berjasa dalam perkembangan organisasi.
Persahabatan yang Terjaga
Walau sering berbeda pendapat, persahabatan antara Prabowo dan Din tetap terjaga. Din mengungkapkan bahwa Prabowo telah menjadi sahabat sejak lama, bahkan mendukungnya saat Prabowo maju sebagai calon presiden pada tahun 2019. Keduanya saling menghormati pendapat masing-masing, meskipun terkadang pahit untuk diterima. Din menyatakan bahwa persahabatan sejati adalah ketika mampu menerima kritik dengan lapang dada.
Hubungan yang Berkembang
Hubungan antara Prabowo dan Din terus berkembang seiring dengan perjalanan waktu. Mereka telah bersama-sama mengalami berbagai tantangan dan perubahan dalam kehidupan politik Indonesia. Din mengingat momen ketika keduanya terlibat dalam pendirian Centre for Policy and Development Studies (CPDS) pada tahun 1992, sebagai bukti awal dari kerjasama yang erat.
Dukungan Terhadap Prabowo
Sebagai seorang pemimpin Muhammadiyah, Din menyatakan dukungannya terhadap Prabowo sebagai Presiden RI. Meskipun memiliki pandangan yang berbeda, Din percaya bahwa sebagai sahabat yang baik, ia harus mendukung Prabowo dalam menjalankan tugasnya sebagai pemimpin negara. Dukungan ini menjadi bukti nyata dari hubungan persahabatan yang kokoh.