Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini ditutup melemah 48,5 poin usai diterpa sentimen global dan domestik. Foto/Dok
Sentimen Global dan Domestik Mempengaruhi Pelemahan Rupiah
Pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi mengatakan, pelemahan rupiah ini disebabkan oleh sentimen eksternal dan internal. Investor sedang mempertimbangkan kemungkinan tarif AS bersamaan dengan serangkaian perintah eksekutif dan pengumuman kebijakan. Presiden Trump mengancam akan memberlakukan tarif perdagangan 100% terhadap BRICS atas dedolarisasi.
Ancaman Tarif AS dan Dampaknya Terhadap Rupiah
Presiden Trump menuntut komitmen dari kelompok negara BRICS agar tidak menciptakan mata uang sendiri dan menjauh dari dolar. Ancaman tarif 25% pada ekspor Kanada dan Meksiko serta tarif 10% pada China membuat investor waspada terhadap perang dagang global yang baru. Studi menunjukkan bahwa dolar AS tetap menjadi mata uang cadangan utama dunia.
Kebijakan Federal Reserve dan Dampaknya Terhadap Rupiah
Keputusan Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga tidak berubah menandakan pendekatan yang hati-hati di tengah tantangan inflasi. Data indeks harga PCE utama yang akan dirilis menjadi fokus investor. Pemerintah melakukan efisiensi anggaran untuk pendanaan program makan bergizi gratis.
Potensi Dampak Positif Program Makan Bergizi Gratis
Program makan bergizi gratis (MBG) bisa berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan faktor konsumsi. Permintaan akan bahan makanan untuk program MBG diprediksi meningkat yang dapat memicu pertumbuhan ekonomi.
Kesimpulan
Dalam kondisi ekonomi global yang tidak stabil, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat sangat dipengaruhi oleh sentimen global dan domestik. Ancaman tarif perdagangan dari AS serta kebijakan internal pemerintah memainkan peran penting dalam fluktuasi nilai tukar. Penting bagi pelaku pasar untuk terus memantau perkembangan ekonomi global dan domestik agar dapat mengantisipasi perubahan yang terjadi.