Sebuah pernyataan kontroversial kembali dilontarkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait dengan agenda dedolarisasi yang dijalankan oleh negara-negara BRICS. Ancaman tarif sebesar 100% diberikan kepada BRICS yang dianggap ‘bermusuhan’ dengan upaya dedolarisasi tersebut. Bagaimana reaksi negara-negara BRICS terhadap ancaman ini? Simak ulasannya di bawah ini.
Donald Trump dan Ancaman Tarif
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, secara tegas menyatakan bahwa Amerika tidak akan tinggal diam jika negara-negara BRICS terus melanjutkan agenda dedolarisasinya. Ancaman tarif sebesar 100% pun diumumkan sebagai bentuk respons terhadap sikap ‘bermusuhan’ yang dianggap dilakukan oleh BRICS. Trump menegaskan bahwa Amerika tidak akan membiarkan BRICS menantang dominasi dolar.
Reaksi Negara-Negara BRICS
Reaksi dari negara-negara anggota BRICS terhadap ancaman tarif Trump bervariasi. Kremlin, sebagai perwakilan Rusia, menekankan bahwa tekanan yang diberikan oleh Amerika hanya akan mempercepat tren global menuju penggunaan mata uang nasional dalam perdagangan. Hal ini dianggap sebagai langkah untuk mengurangi peran dolar AS sebagai mata uang cadangan.
Presiden Rusia, Vladimir Putin, dalam pertemuan puncak BRICS di Kazan, menyatakan bahwa meskipun masih terlalu dini untuk membahas mata uang BRICS bersama dan “menolak” dolar, Moskow harus mencari sistem keuangan alternatif untuk mengurangi ketergantungan pada infrastruktur keuangan Barat.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia dan sherpa BRICS, Sergey Ryabkov, juga menegaskan bahwa langkah yang diambil oleh blok tersebut bukanlah tentang meninggalkan dolar, melainkan tentang mengambil kesimpulan dari kebijakan Washington yang dianggap salah.
Upaya Dedolarisasi BRICS
Anggota blok ekonomi BRICS telah mempercepat upaya untuk mengurangi ketergantungan pada mata uang pihak ketiga dalam perdagangan bilateral. Terutama setelah sanksi Barat yang menyebabkan pembekuan cadangan Rusia yang disimpan dalam dolar dan euro, menyusul eskalasi konflik Ukraina pada tahun 2022.
Meskipun demikian, rencana penggantian dolar AS dalam perdagangan internasional atau di tempat lain masih dianggap sulit untuk direalisasikan. Ancaman tarif 100% yang diberikan oleh Trump menjadi sebuah tantangan besar bagi negara-negara BRICS.
Kesimpulan
Donald Trump dan ancaman tarifnya terhadap BRICS menjadi sebuah topik hangat dalam arena politik dan ekonomi internasional. Reaksi dari negara-negara anggota BRICS menunjukkan bahwa mereka tidak akan mundur dalam upaya dedolarisasi yang mereka jalankan.
Bagaimana perkembangan selanjutnya dari konflik ini? Apakah negosiasi dapat dilakukan untuk menemukan solusi yang menguntungkan bagi kedua belah pihak? Kita tunggu saja kabar selanjutnya dari dunia politik global.