Harga Energi Mahal dan Birokrasi Rumit Menjadi Penyebab Utama
Uni Eropa (UE) sedang mengalami penurunan daya tarik bagi bisnis, dengan banyak perusahaan memilih untuk memindahkan operasinya ke lokasi lain. Hal ini disebabkan oleh kombinasi harga energi yang tinggi dan birokrasi yang rumit dan berbiaya tinggi di wilayah tersebut.
Penurunan Daya Tarik Bisnis di Uni Eropa
Laporan yang diungkapkan oleh kantor berita Jerman dpa, mengutip rancangan makalah ekonomi oleh Komisi Eropa, mencatat bahwa hanya empat dari 50 perusahaan teknologi terbesar di dunia saat ini berasal dari Eropa. Hal ini menunjukkan bahwa daya tarik Eropa sebagai lokasi bisnis telah menurun secara signifikan.
Perusahaan Memilih Pindah ke Amerika Serikat
Antara tahun 2008 dan 2021, hampir sepertiga dari perusahaan rintisan unicorn yang didirikan di UE memilih untuk memindahkan kantor pusat mereka ke luar negeri, terutama ke Amerika Serikat. Unicorn adalah perusahaan swasta yang memiliki nilai lebih dari USD1 miliar, dan mereka biasanya berfokus pada teknologi, tumbuh dengan cepat, dan menarik banyak investasi.
Perusahaan Terkemuka yang Pindah ke AS
Beberapa perusahaan unicorn terkemuka yang dulunya didirikan di Eropa namun kemudian memindahkan kantor pusat mereka ke AS termasuk Klarna dari Swedia, UiPath dari Rumania, dan Spotify dari Swedia.
Harga Energi Tinggi dan Birokrasi Rumit
Salah satu alasan utama bagi penurunan daya saing ekonomi Uni Eropa adalah harga energi yang tinggi secara struktural. Harga energi di Eropa dua hingga tiga kali lebih tinggi daripada di Amerika Serikat, yang menghambat kemampuan perusahaan untuk bersaing secara global.
Birokrasi Menjadi Hambatan
Selain harga energi yang mahal, birokrasi yang rumit di UE juga menjadi masalah. Birokrasi yang berbelit-belit tidak hanya meningkatkan biaya operasional perusahaan, tetapi juga mempersulit proses pendirian dan pemeliharaan bisnis, yang kemudian menghambat kemampuan inovasi dan pertumbuhan perusahaan.
Tantangan Lain yang Dihadapi oleh Uni Eropa
Selain harga energi tinggi dan birokrasi rumit, Uni Eropa juga menghadapi tantangan lain dalam meningkatkan daya saing ekonominya. Produktivitas di UE menurun dan jauh tertinggal dari Amerika Serikat. Selain itu, kekurangan pekerja yang berkualifikasi di wilayah tersebut juga menjadi hambatan bagi pertumbuhan ekonomi.
Panggilan untuk Tindakan
Anggota Parlemen Eropa Markus Ferber menekankan pentingnya tindakan segera bagi para pembuat kebijakan UE untuk mengatasi masalah daya saing ekonomi. Laporan tersebut harus dijadikan sebagai panggilan untuk melakukan reformasi struktural yang mendesak.
Perlunya Reformasi Ekonomi Besar-besaran
Mantan Presiden Bank Sentral Eropa, Mario Draghi, juga memperingatkan bahwa UE memerlukan perombakan ekonomi besar-besaran untuk mendapatkan kembali daya saingnya. Investasi substansial dalam inovasi diperlukan untuk menutup kesenjangan dengan Amerika Serikat dan China, dengan perkiraan hingga 800 miliar euro per tahun mungkin diperlukan.
Proposal untuk Mengatasi Tantangan Ekonomi
Komisi Eropa diperkirakan akan mengajukan proposal legislatif utama pada akhir Februari untuk mengatasi tantangan ekonomi saat ini di wilayah tersebut. Tindakan konkret harus segera diambil untuk memperbaiki situasi dan meningkatkan daya saing Uni Eropa di pasar global.
loading…