loading…
Ridwan Kamil: Memimpin Jakarta dengan Empati
Cagub Jakarta Ridwan Kamil bersama warga saat blusukan ke wilayah Jakarta. FOTO/IST
Di tengah hiruk pikuk kampanye Pilkada Jakarta, sosok Ridwan Kamil terus mencuri perhatian. Dikenal sebagai sosok yang dekat dengan rakyat, Ridwan Kamil tak hanya berbicara, namun juga mendengarkan aspirasi dan keluhan warga Jakarta. Dalam rentang dua bulan kampanye, ia telah mengunjungi lebih dari 500 titik di seluruh kota.
Blusukan Rutin ke 10 Titik Setiap Hari
Selama 59 hari kampanye, Ridwan Kamil tidak henti-hentinya melaksanakan blusukan ke berbagai sudut kota Jakarta. Rata-rata, ia mengunjungi 10 titik setiap harinya, bahkan terkadang mencapai 12 titik dalam sehari. Dengan teliti, ia memperhatikan situasi sekitar, mencatat, menyerap, dan yang terpenting, mendengarkan suara hati warga.
Empati dan kepedulian Ridwan Kamil terhadap masyarakat Jakarta terlihat jelas dalam setiap interaksinya. Di tengah blusukan di Duren Sawit, Jakarta Timur, ia tak ragu menjajakan nasi uduk di warung kecil. Sambil menikmati santapan pagi, ia mendengarkan cerita dan keluhan warga dengan penuh perhatian.
Menyapa dan Merangkul Semua Lapisan Masyarakat
Di Pengadegan, Jakarta Selatan, Ridwan Kamil mengunjungi seorang warga lanjut usia bernama Bu Hindun. Dengan ramah, ia mendengarkan cerita ibu tersebut yang hidup sebatang kara. Permohonan doa restu dari Bu Hindun untuk memimpin Jakarta dengan bijak menjadi momen yang mengharukan.
Di Tanah Merah, Jakarta Utara, Ridwan Kamil tidak hanya mendengarkan keluhan warga terkait banjir, namun juga turut berinisiatif untuk merancang sketsa masa depan Lapangan Kobra. Dengan harapan agar Jakarta menjadi tempat yang ramah lingkungan dan nyaman bagi seluruh warganya.
Pengalaman dan Kecerdasan dalam Memimpin
Sebelum terjun ke dunia politik, Ridwan Kamil adalah seorang arsitek ternama. Pengalaman dan kecerdasannya dalam merancang kebijakan telah terbukti saat ia menjabat sebagai wali kota Bandung dan gubernur Jawa Barat. Meskipun sudah memiliki pengalaman yang luas, Ridwan Kamil tetap rendah hati dan terbuka terhadap berbagai potensi yang ada di Jakarta.
Saat mengunjungi Jatinegara, Jakarta Timur, Ridwan Kamil terkejut dengan potensi wisata yang terpendam di situ Rawa Badung. Dengan luas total 4,4 hektar, area tersebut memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata yang menarik. Langkah-langkah strategis seperti ini menunjukkan kepiawaian Ridwan Kamil dalam memimpin dan mengembangkan wilayah.
Kesimpulan
Ridwan Kamil tidak hanya sekadar calon gubernur, namun juga sosok yang peduli dan berkomitmen untuk membangun Jakarta menjadi tempat yang lebih baik. Dengan blusukan yang rutin dan penuh empati, ia terus mendekatkan diri kepada rakyat Jakarta. Semoga dengan dukungan dan kepercayaan dari masyarakat, Ridwan Kamil dapat memimpin Jakarta dengan bijak dan membawa perubahan yang positif bagi seluruh warganya.
Dalam kurun waktu kampanye 59 hari, Ridwan Kamil menghabiskan sebagian besar waktunya di gang-gang sempit dan kampung kumuh yang tersebar di seantero kota. Tak ketinggalan, Kepulauan Seribu juga ia hampiri. Tujuannya hanya satu memastikan dirinya siap saat diberikan mandat oleh rakyat untuk memimpin Jakarta lima tahun ke depan.
Rata-rata setiap harinya dia blusukan ke 10 titik. Terkadang, hingga 12 titik dalam satu hari. Mengamati situasi sekeliling, mencatat, menyerap, dan yang terpenting: mendengarkan aspirasi, keluh kesah, dan usulan warga setempat.
Empatik dan Tanpa Jarak
Pria kelahiran Bandung 53 tahun lalu dikenal sebagai orang yang luwes dan tanpa jarak. Hal ini juga tampak dalam interaksinya dengan warga Jakarta. Di Duren Sawit, Jakarta Timur, selepas blusukan di Kanal Banjir Timur, ia mendadak menjajakan nasi uduk. Di situlah, pantun singkat di atas terlontar.
Sembari sarapan nasi uduk, di depan warung kecil, ia dikerubungi warga–kebanyakan kaum hawa–yang mencurahkan keluh kesah mereka. Curhatan yang ia dengarkan dengan seksama, sembari terkadang melempar guyonan.
Di Pengadegan, Jakarta Selatan, Ridwan Kamil menyempatkan diri mengunjungi seorang warga lanjut usia bernama Bu Hindun. Di masa senjanya, ibu yang berusia lebih dari 80 tahun tersebut hidup sebatang kara. Perbincangan dengan calon gubernur nomor urut satu mencerahkan wajahnya, apalagi saat Ridwan Kamil memohon doa restu agar kelak bisa memimpin Jakarta secara bijak. Agar Jakarta yang keras menjadi humanis bagi seluruh warga, baik tua maupun muda.
Di Tanah Merah, Jakarta Utara, setelah mendengar banjir yang kerap menerpa, ia spontan mengambil kertas dan pena. Duduk lesehan di pinggir rawa yang airnya sering meluap, dia membuat sketsa masa depan Lapangan Kobra. Coretan lanskap dengan imaji masa depan yang bebas banjir dan nyaman bagi seluruh warga. Fungsi ekologis tetap terjaga, ruang interaksi sosial yang nyaman tersedia, dan anak-anak tidak lagi bermain di jalanan.
Pengalaman Segudang Tak Membuat Jemawa
Sebelum dipilih masyarakat sebagai wali kota Bandung dan gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil berprofesi sebagai arsitek. Dari sebelumnya mendesain rumah dan menata lanskap kota, ia lantas mendesain kebijakan dan mengimplementasi program kerja guna memajukan wilayah.
Saat masih aktif sebagai arsitek, ia sempat menjadi staf ahli untuk gubernur Sutiyoso dan Fauzi Bowo. Ridwan Kamil tidaklah asing dengan Jakarta, dan sudah dua kali menjadi kepala daerah. Namun, pengalaman tersebut tidak membuat ia jemawa dan merasa paling tahu.
Tak jarang, ia masih dikejutkan dengan ‘harta terpendam’ di Jakarta. Di wilayah Jatinegara, Jakarta Timur, ia seperti tersihir saat melihat langsung situ Rawa Badung. Dengan luas total 4,4 hektar, reservoir pengendali banjir tersebut menjadi ‘waduk’ alami dengan segudang potensi wisata. Jatinegara bisa punya ikon baru, selain dilantunkan para biduan yang membawakan Juwita Malam.