Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat gebrakan dengan menyerang bank sentral AS, The Fed, setelah tidak terjadi perubahan suku bunga. Serangan ini terjadi beberapa jam setelah keputusan The Fed untuk mempertahankan suku bunga acuan.
Reaksi Trump terhadap Keputusan The Fed
Dalam sebuah postingan di media sosial, Trump menyalahkan Federal Reserve dan chairman Jerome Powell atas penanganan ekonomi yang dinilainya tidak tepat. Trump menyatakan bahwa mereka gagal mengendalikan masalah inflasi yang telah diciptakan.
Keputusan The Fed
Pada pertemuan Januari, The Fed memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga utama, yang tetap berada di kisaran 4,25% hingga 4,5%. Hal ini menandai berhentinya pemotongan suku bunga setelah serangkaian tindakan pada akhir tahun sebelumnya.
Pernyataan Jerome Powell
Jerome Powell menyatakan bahwa bank sentral tidak terburu-buru untuk melakukan pemotongan lebih lanjut, mengingat adanya ketidakpastian yang signifikan mengenai arah ekonomi ke depan.
Kebijakan Ekonomi Trump
Trump telah menjanjikan perubahan signifikan dalam ekonomi AS selama periode kedua kepemimpinannya. Dia mengusulkan penerapan tarif besar-besaran, deportasi massal imigran ilegal, pengurangan pajak yang substansial, dan pemangkasan regulasi.
Dampak Kebijakan Trump
Beberapa ekonom memperingatkan bahwa kebijakan-kebijakan tersebut dapat menimbulkan tekanan pada harga, setidaknya dalam jangka pendek. Powell dan pembuat kebijakan lainnya di bank sentral juga mengutarakan kekhawatiran serupa.
Pendapat Howard Lutnick
Howard Lutnick, yang ditunjuk oleh Trump sebagai Menteri Perdagangan, membela kebijakan tarif impor dan menepis kekhawatiran tentang dampaknya terhadap harga-harga. Namun, Powell menyatakan bahwa pihak berwenang masih menunggu untuk melihat dampak dari kebijakan-kebijakan baru tersebut.
Reaksi The Fed
The Fed telah meningkatkan biaya pinjaman secara signifikan sejak tahun 2022 untuk menstabilkan harga, yang kemudian meningkat dengan kecepatan yang belum pernah terjadi dalam beberapa dekade.