Uni Eropa (UE) telah mengusulkan pelarangan ekspor konsol video game ke Rusia seperti Xbox Microsoft dan PlayStation Sony sebagai bagian dari paket sanksi ke-16 yang bakal berlaku Februari 2025.
Alasan Pelarangan Ekspor
Rencana pelarangan ekspor konsol video game ke Rusia ini diungkapkan oleh Kepala Kebijakan Luar Negeri UE, Kaja Kallas. Langkah tersebut diperkirakan akan dimasukkan dalam putaran pembatasan yang lebih luas, dan bakal berlaku pada 22 Februari 2025. Perluasan sanksi tersebut bakal menandai tahun ketiga sejak eskalasi konflik Rusia-Ukraina pecah pada tahun 2022.
Rusia Gunakan Konsol Game untuk Kontrol Drone
Kallas mengklaim bahwa Rusia menggunakan konsol game seperti Xbox Microsoft dan PlayStation Sony untuk mengontrol drone. Menurutnya, “Kami benar-benar melihat semua hal yang dapat membantu Rusia mengobarkan perang ini, karenanya kami memasukkan mereka (konsol game) ke dalam daftar sanksi.”
Sanksi Terbaru dan Respon Industri Game
Sanksi terbaru yang diusulkan bakal menargetkan pedagang di dalam blok UE yang terus mengekspor konsol game ke Rusia. Namun, respon dari industri game sendiri tidaklah positif. CEO perusahaan pengimpor Achivka dan kepala Asosiasi Distributor dan Importir Video Game Rusia, Yasha Haddazhi, menyatakan bahwa tidak ada satu pun negara Uni Eropa yang memproduksi konsol game dan mempertanyakan efektivitas dari kebijakan tersebut.
Persetujuan Sanksi
Sanksi Uni Eropa membutuhkan persetujuan bulat dari semua 27 negara anggota. Hongaria sebelumnya mengancam akan memveto sanksi karena keputusan Ukraina untuk menghentikan transit gas Rusia. Namun, Budapest akhirnya menyetujui perpanjangan pembatasan yang ada setelah mendapatkan jaminan dari Uni Eropa.
Reaksi Rusia terhadap Sanksi Barat
Rusia telah berulang kali mengecam sanksi Barat, dengan menyebutnya sebagai tindakan ilegal dan bertentangan dengan hukum internasional, dan menuntut untuk segera dicabut.
Kesimpulan
Paket sanksi terbaru diperkirakan akan diselesaikan dalam beberapa minggu mendatang menjelang tenggat waktu, 22 Februari. Sementara itu, perdebatan mengenai pelarangan ekspor konsol video game ke Rusia terus berlanjut, dengan pro dan kontra yang masih hangat.
Sumber: Sindonews