Sebuah aksi protes dilakukan oleh ratusan warga Kompleks TNI AD Kodam Jaya, Kalideres, Jakarta Barat. Mereka menentang rencana penggusuran rumah mereka yang telah menjadi tempat tinggal sejak tahun 1973. Aksi ini mencuatkan kekhawatiran dan ketidakpuasan dari warga terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap tidak memperhatikan hak-hak mereka sebagai warga negara.
Penutupan Jalan Daan Mogot dan Pintu Masuk Kompleks
Aksi protes dimulai dengan penutupan Jalan Daan Mogot KM 17 dan pintu masuk kompleks sebagai bentuk protes yang tegas. Demonstran yang mengenakan pakaian serba putih dengan pita hitam di tangan kiri menunjukkan sikap penolakan terhadap penggusuran. Aksi ini melibatkan warga dari berbagai kalangan mulai dari orang tua, pemuda, hingga ibu-ibu rumah tangga.
Sejarah Perumahan Kompleks TNI AD Kodam Jaya
Perumahan yang mereka huni bukanlah rumah dinas atau rumah ksatrian. Warga telah tinggal di kompleks tersebut sejak tahun 1973 setelah dipindahkan dari Harmoni, Jakarta Pusat. Banyak di antara mereka merupakan anak-anak tentara yang orang tuanya telah berjuang untuk negara. Selama ini, mereka membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) setiap tahun dan merasa berhak mendapatkan perlakuan adil dan manusiawi dari pemerintah.
Protes dan Tuntutan Warga
Koordinator Aksi, Bryan Ghautama, menyatakan bahwa warga yang tinggal di kompleks tersebut adalah keturunan para pahlawan yang telah berjuang untuk negara. Beberapa di antara mereka bahkan menerima penghargaan seperti Bintang Gerilya dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Mereka menuntut perlakuan yang adil dan manusiawi dari pemerintah terkait rencana penggusuran rumah mereka.
Bendera Setengah Tiang dan Spanduk Penolakan
Selain berorasi, demonstran juga membentangkan bendera merah putih setengah tiang sebagai tanda berduka serta spanduk berisi penolakan terhadap penggusuran. Aksi ini menyebabkan kemacetan di jalur dari Tangerang menuju Kalideres, dengan demonstran yang bergerak di sepanjang jalan. Hingga saat ini, belum ada informasi terbaru mengenai rencana penggusuran yang akan dilakukan Kodam Jaya.
Reaksi Pemerintah dan Langkah Selanjutnya
Reaksi pemerintah terhadap protes warga masih belum jelas. Namun, warga Kompleks TNI AD Kodam Jaya tetap bersikeras untuk mempertahankan tempat tinggal mereka dan menolak penggusuran. Mereka berharap agar pemerintah dapat mendengarkan suara mereka dan memberikan solusi yang adil untuk masalah ini.
Kesimpulan
Aksi protes yang dilakukan oleh ratusan warga Kompleks TNI AD Kodam Jaya, Kalideres, Jakarta Barat merupakan bentuk keberanian dan kepedulian mereka terhadap tempat tinggal dan hak-hak mereka sebagai warga negara. Mereka menuntut perlakuan yang adil dan manusiawi dari pemerintah terkait rencana penggusuran rumah mereka. Semoga masalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan memberikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.